Sabtu, 24 Oktober 2015

SAYANG KALAU DIBUANG PART 2

(1)
Mungkin benar kau sudah tidak menginginkan aku lagi, tapi bisakah kau menjelaskan sesuatu? Sangat ironis rasanya. Aku masih saja menunggumu, mengharap kau kembali seperti dulu. Sedang kau sama sekali tak menghiraukan aku. Kadang aku lelah dengan cinta ini. Namun, mungkin seperti inilah cara untuk tetap mencintaimu, tapi aku mulai bertanya, apakah kau juga masih mencintaiku seperti dulu?

(2)

Sudah berlembar-lembar kertas kutulis kisah tentangmu. Sudah berapa banyak puisi yang kucipta untukmu. Namun, waktu memang tidak pernah kembali. Aku tahu, jadi, biarlah kudedahkan rasa pada kata-kata.

(3)

Banyak wanita yang menjadi tidak baik karena rumah tangganya tidak bahagia, tapi kembali lagi, berusahalah tetap menjadi baik. Sebab ibu adalah cermin anak-anaknya. Langkah seorang ibu bukan terhalang oleh anak-anaknya, tapi langkahnya menjadi salah satu penentu hidup anak-anaknya selanjutnya. Owh, jadi berhati-hatilah. Walaupun pedih perih usahakanlah tetap bahagia di depan anak-anak. Memang tidak mudah, tapi segalanya bisa kalau mau berusaha.

(4)

Kenapa aku suka membaca atau mendengar curhatan wanita-wanita. Karena aku ingin bisa meringankan sedikit beban mereka. Sebab aku tahu bagaimana rasanya terluka tanpa bisa mengaduh pada siapa pun. Hanya bisa berlinang air mata ketika berdoa.

(5)

Pernahkah kau merasakan dadamu sesak? Seperti balon yang kelebihan udara? Ah, rasanya akan pecah. Penuh.

Lalu pernahkah kau diserang rasa sepi dan perasaan sendiri. Perasaan sedih karena tak ada seorang pun yang mengerti? Ah, setiap kali kau percaya pada seseorang untuk berbagi kisahmu, saat itu pula kau merasa bersalah telah menceritakan hal yang seharusnya tak kauceritakan. Dan itu menyakitimu?



Tidak ada komentar:

Posting Komentar