Jumat, 30 Januari 2015

HILANG, SEPI, DAN KOSONG

Kadang kita ingin berlari, menghilang, dan menyepi untuk menyembuhkan luka sampai tak menyadari ada yang mencari dan menahan rindu begitu hebat. Ya, bisa jadi itu suatu cara untuk melupakan.

Seseorang masih menghitung jejakmu di sini dengan rasa sepi.

Lalu, tiba-tiba siang ini ada yang mendadak kosong dan hilang. Bagaimana tidak, bila kaukabarkan kalau kau harus mengunjungi gedung itu lagi dengan orang-orang berseragam putih di dalamnya, Ah, aku sedih, tapi katamu: tak perlu sedih, semua akan baik-baik saja. Ya, aku berdoa dan udara akan membisikkan padamu kalau aku mengkhawatirkanmu di sini. Berjuanglah!


Rabu, 28 Januari 2015

MASIH TENTANG HUJAN DAN RINDU

(1)
Hujan dan titik airnya selalu membawa banyak hal: gigil yang menyergap, kenangan yang mengetuk-ngetuk pintu hati, juga kesedihan yang tak dapat diterjemahkan. Entah apa alasannya tapi menangis di antara hujan adalah sesuatu yang mampu membuatku luruh. Kerinduan kepada ibu, ayah, kakak dan adik yang tak dapat dijangkau dengan sentuhan. Ah, seandainya berada dalam pelukan mereka.

(2)

Aku bisa menghitung berapa kali kau merindukan aku. Lalu, apakah kau juga bisa menghitung rasa rinduku?

(3) Titik hujan sore ini mengabarkan padamu bahwa di seberang sana ada seseorang merindukanmu.


(4)

Kamu mungkin lupa atau tak pernah terpikirkan bahwa di suatu tempat ada seseorang yang merindukanmu.


AKU BERBEDA YANG MEMBUAT BAHAGIA

Suatu kebahagiaan saat tulisan kita dibaca begitu banyak orang. Ya, tidak menyangka tema yang mungkin tidak semua orang berani mengangkatnya dalam cerita dan tulisan saya ini dibaca lebih dari seribu kali, bisa klik di sini:

http://rimanews.com/kata-kunci/menning-alamsyah

Rabu, 21 Januari 2015

INILAH PERTAMA SEKALI YANG SAYA TULIS

KAU TELAH MENGAMBIL SEMUANYA DARIKU

Dulu saat baru mengenalmu
Aku bahagia tersipu
Senyum manis dan gerak gerikmu
Menawan hatiku

Kini kau buat aku menangis di setiap malamku
Kau tak hanya membuat hatiku beku
Badanku juga membiru

Kau renggut rasa optimisku
Kau renggut mimpi-mimpiku
Kau renggut keberanianku
Kau renggut kebebasanku
Kau renggut senyum-senyumku
Kau renggut bahagiaku
Kau renggut kepercayaandiriku

Lalu.......
Apalagi yang akan kau ambil dariku
Semoga bukan nyawaku
Karena kau pernah menyeru
Akan memotong kakiku

Walau.......
Aku tak sanggup menanggung itu
Aku tak mampu selalu mengertimu
Aku lelah menghadapimu

Mengapa.......
Aku tak pernah bisa meninggalkanmu
Aku tak pernah bisa berpaling darimu

Tolong....
Jangan lagi sakiti aku

Karena....
Tak ada lagi yang bisa kau ambil dariku
Tak ada lagi yang tersisa di diriku

Hanya....
Tinggal badanku yang utuh
Dan jiwaku yang rapuh


Cirebon, 21 September 2011

AMNESIA GB DAN THE TWINS

Siang ini terasa beku, anak-anakku. Apakah kalian kangen aku? Jawabannya aku tidak tahu, tapi aku sangat merindukan kalian. Setelah begitu banyak kejadian di antara kita. Aku sudah memulainya lebih dulu bukan? memperbaiki hubungan kita, tapi maaf bila tak sama lagi dengan yang dulu.

Aku memang sudah menghilang dari keramaian dan keriuhan. Aku sedang menyepi, menyendiri. Aku suka begini. Aku cukup mengamati kalian diam-diam, mengaktifkan akun fb ku, mencari nama kalian, membaca apa yang terjadi kemudian me non aktifkan lagi. Ya, mungkin dengan begitu tak akan ada lagi goresan perih di hati kita masing-masing.

Kalian sudah hebat sekarang. Sudah menembus media nasional dan punya buku. Aku sangat bahagia. Teruslah raih apa yang kalian inginkan. Doaku selalu bersama kalian. Semoga apa yang diharapkan akan terwujud. Salam sayang.

SEPENGGAL KISAH

Hari ini melakukan sesuatu yang sangat besar menghapus 180 an teman dan meninggalkan sisi diri yang lain. Ah, belajar dari hal itu. Menyimpulkan satu hal. Kembali ke kesendirian dan merenungi segala yang terjadi. Apakah akan membuka hati lagi, entah. Yang pasti bahwa aku tidak menyesal melakukannya.

Untuk seseorang yang kusebut Abang. Lanjutkan kehidupanmu ya. Tak perlu mengingatku lagi. Seperti halnya aku yang juga telah menghapus semua orang yang berhubungan dengan kita. Bagaimanapun aku menyimpanmu di sudut hatiku sebagai seseorang yang istimewa. Mungkin kau tidak akan baca ini, tak apa. Aku hanya ingin menuliskannya. Selamat tinggal!

Minggu, 18 Januari 2015

KAU YANG TELAH PERGI

Tidak mudah menemukan seseorang yang mau menjadi buku diary. Yang rela menyediakan waktu, mata, dan telinganya untuk membaca dan mendengar segala yang ingin diceritakan. Yang bisa membuat nyaman untuk berbagi apa saja. Mungkin cuma kamu di dunia ini, Mas.

Sesabar apa pun kau dulu, nyatanya pada akhirnya kau pergi juga sebab segala kebaikanmu itu ada maksudnya dan saat maksudmu itu tak dapat terpenuhi, kau mulai lelah mengerti. Tak apa, aku tetap menganggapmu orang yang pernah baik padaku.

Jujur saja, aku kehilanganmu, tapi aku sudah memutuskan. Maaf, bila kau membuang waktumu selama 5 tahun sedang untuk bertemu saja aku tidak mau. Aku selalu mengingatmu sebagai kakak yang begitu baik, Mas.





Kamis, 15 Januari 2015

AKU DAN STATUSKU

Aku memang sengaja menghilang dari kalian, tapi itu kulakukan karena ada alasan yang tak bisa aku bagi. Selama aku pergi, aku masih tetap menulis, walau mungkin tak seperti waktu dulu. Aku hanya membuat coretan sederhana yang dengannya kulalui hari-hariku. Coretan keresahan hati yang aku kumpulkan di sini.

Kau sudah mengambil langkah yang benar dengan menjauhi aku. Sebab dengan terus berada di dekatku pada akhirnya kau akan terluka.

Sepi selalu menyergapku di antara begitu banyak keramaian dan aku menikmati itu.

 Kadang kala begitu takut memutuskan sesuatu, tapi setelah memutuskan, kita akan tahu apa yang akan terjadi.

 Di sini hujan begitu deras, sederas air mata di wajahku

 Saat merindukan seseorang yang kausayangi, apalagi orang itu tak ada di sisimu maka hiruplah udara sebanyak-banyaknya lalu hembuskan. Memang tak mengurangi rasa rindumu, tapi setidaknya kau telah mengisi ruang di dadamu dengan kesejukan dan mengusir sesak yang terasa perih.

 Saat kita sudah memutuskan tinggal di satu tempat walau kita tahu begitu banyak duri. Tentu kehidupan selanjutnya tidak pernah mudah, tapi mungkin kita menjadi orang yang lebih kuat dari orang lain. Sebab memilih jalan yang tidak biasa.

 Kesabaran adalah senjata yang paling ampuh dalam menghadapi semuanya, Ning. Tak perlu kecewa atau marah. Terima dan jalani saja.

 Menangislah, Ning. Bila itu yang menurutmu baik. Tak perlu kau menahannya. Sebab air mata dapat mengurangi luka.

 Bagaimana aku tahu kondisimu, bila kau tak pernah memberitahu. Sedang jarak menjadi salah satu penghalangnya.

 Rasanya lebih baik ditinggalkan daripada meninggalkan. Walau sakit tapi sungguh akan lebih mudah melupakan. Terima kasih untuk orang-orang yang pernah meninggalkan saya sebab dengan begitu saya bisa belajar banyak hal.

 Selalu ada akhir dari setiap perjalanan yang menyisakan kenangan. Masing-masing kenangan tersimpan di hati dengan jejak yang tak sama. Tapi di antara luka, tentu ada bahagia walau hanya sesaat saja.

 Memang tak pernah ada yang sia-sia dari segala yang kita lakukan, tapi kadang tidak selalu berakhir dengan bahagia. Kadang kala kita harus belajar dari luka-luka.

Hari ini kalau dibolehkan, saya ingin tidur sangat panjang dan terbangun lagi di saat semuanya telah selesai.

Pagi selalu membawa semangat baru bagi kehidupan, jadi buatlah pagimu menyenangkan walau sebenarnya begitu banyak halangan yang kauhadapi, tapi tetaplah tersenyum, Ning.

 Saat kau merindukan seseorang, maka pikiranmu akan dipenuhi olehnya bahkan di setiap sudut yang kautemui senyumnya menggantung di sana.

 Selalu ada konsekwensi dari setiap pilihan, Ning. Jadi, terima dan hadapi saja. Tak perlu menangis. Semuanya akan baik-baik saja. Percayalah!
 
 Masih ada sesak yang tertinggal di sini. Masih, entah sampai kapan

 Kadang kala kita perlu menghilang untuk menenangkan hati, setelahnya kita akan tahu jalan apa yang harus kita pilih.