Kamis, 22 Oktober 2015

KAU DAN CERITAMU

Sering kau berlari mengejar mimpi-mimpi walau ada begitu banyak bayang-bayang mengikutimu. Kau sering ketakutan atau terpojok pada ruang sepi. Ruang yang kau ciptakan sendiri sebab kau tahu tak ada keramaian yang membuatmu merasa nyaman. Padahal sejatinya manusia membutuhkan ruang yang membuatnya nyaman untuk bebas berekspresi. Itu kenapa kau lelah sebab tak ada tempat untukmu berdiam. Tidak yang riuh atau sunyi.

Entah sudah berapa malam kenangan tentangnya menyusup di kepalamu. Mengetuk dinding hati. Menghadirkan rasa nyeri. Kau bertanya padanya, ke mana menurutnya kau harus menyimpan segalanya agar tak membuat luka? Sebab sampai detik ini kau tak bisa lupa.


Memang sudah begitu lama air mata dan luka-luka menemani setiap malam-malammu. Sedang tak ada yang tahu kalau sebenarnya hatimu berdarah. Selalu senyum ranum yang kauhadiakan untuknya. Hanya semu. Agar dia dan mereka bahagia.


Kau tidak pernah tahu sampai kapan kau hidup di dunia semu. Dunia yang di dalamnya kau harus tersenyum sedang hatimu menangis. Sebenarnya kau lelah.



Lalu, dari semua yang terjadi itu, nyatanya kau masih di sini, berpuluh tahun bukan waktu yang sedikit. Cukup bagimu menangis dalam doa-doa. Menuliskan rasa luka. Setelahnya kau lebih lega. Bagimu, ini jalan yang harus dilalui sebab kau orang yang terpilih.

Cirebon, 21 Oktober 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar