Entah sudah berapa malam kenangan tentangnya menyusup di kepalamu. Mengetuk dinding hati. Menghadirkan rasa nyeri. Kau bertanya padanya, ke mana menurutnya kau harus menyimpan segalanya agar tak membuat luka? Sebab sampai detik ini kau tak bisa lupa.
Memang sudah begitu lama air mata dan luka-luka menemani setiap malam-malammu. Sedang tak ada yang tahu kalau sebenarnya hatimu berdarah. Selalu senyum ranum yang kauhadiakan untuknya. Hanya semu. Agar dia dan mereka bahagia.
Kau tidak pernah tahu sampai kapan kau hidup di dunia semu. Dunia yang di dalamnya kau harus tersenyum sedang hatimu menangis. Sebenarnya kau lelah.
Lalu, dari semua yang terjadi itu, nyatanya kau masih di sini, berpuluh tahun bukan waktu yang sedikit. Cukup bagimu menangis dalam doa-doa. Menuliskan rasa luka. Setelahnya kau lebih lega. Bagimu, ini jalan yang harus dilalui sebab kau orang yang terpilih.
Cirebon, 21 Oktober 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar