Rabu, 04 Februari 2015

CATATAN USANG

Aku pernah merasakan waktu seakan berhenti dan selalu aku tuliskan perasaanku dalam catatan-catatan usang yang hampir terbuang.

Catatanku

21 Nopember 2013
Aku tahu bahwa sedih tak selamanya sedih dan bahagia pun tak selamanya bahagia. Selalu ada dua sisi. Seperti halnya aku yang kemarin terpuruk, hari ini pun aku mencoba bangkit karena matahari akan tetap bersinar, waktu akan tetap melaju dengan atau tanpaku.
Yang terbaik mengambil hikmah dari setiap kejadian. Senyum karena berhasil melewati.

22 Nopember 2013
Hapuslah airmata di pipimu, Ning. Aku sangat mengenalmu. Kau bukan wanita lemah. Aku selalu bersamamu. Aku melihat semuanya. Kau selalu bertanggungjawab. Kau lakukan segalanya dengan segenap hatimu. Kau tak akan pernah benar-benar marah ke siapa pun. Tidak! aku tahu. Walau banyak yang telah mengatakan kau bodoh. Kau masih saja bertahan, menerima, dan menghadapi semuanya. Kalau hal itu saja kau mampu maka harusnya kau mampu untuk hal lainnya. Bukankah dalam hidupmu kau tak pernah meninggalkan? karena kau tahu bagaimana rasanya ditinggalkan, jadi nikmatilah rasa itu. Tersenyumlah! semuanya akan baik-baik saja.

29 Nopember 2013
Lemas menguasai sekujur tubuhku, langit-langit kamar seakan bercerita tetang masa lalu dan masa kini. Ah, aku tak ingin menangis. Tidak! Berkali sudah kubangun semangatku untuk bangkit, aku pasti bisa melewati ini, pasti!

06 Desember 2013
Jangan harapkan banyak hal dulu dari saya. Masih bisa menikmati pagi ini, menjemur pakaian dan menyuapi anak saja saya sudah lemas sekali. Ah, tapi saya bahagia. Setidaknya saya masih bisa menjadi ibu yang baik buat anak-anak saya. Soal pekerjaan dan perkuliahan, saya yakin pelan-pelan akan normal seperti semula.

14 Desember 2013
Keluarga adalah benteng terakhir buat kita. Saat kita terjatuh atau terpuruk keluarga-lah tempat kita mencari perlindungan. Beruntunglah siapa pun yang mempunyai keluarga harmonis.
Seorang ibu adalah ujung tombak dalam keluarga. Kesabaran, ketegaran, dan ketawakalan seorang ibu menjadi jaminan menciptakan keluarga harmonis. Bahkan seorang ibu rela mengurai air mata untuk kebahagiaan anaknya.
Untuk seorang ibu, berjuanglah selama masih bisa bernapas.

15 Desember 2013
Sepertinya semuanya akan menjadi biasa, rasa sakit itu kini sudah menjadi bagian yang harus kunikmati.
Alhamdulillah, masih bisa menatap senyum manis Liya dan Rian. Dua malaikatku yang membuatku bahagia.

19 Desember 2013
Dalam hening seperti malam-malam lalu, ada kilatan peristiwa tentang segalanya. Duh, Gusti, ijinkan aku memeluk-Mu dalam dzikir dan doa-doaku.

21 Desember 2013
Mungkin perasaan itu yang membuatmu sakit. Berjanjilah untuk tak membuat dirimu sendiri tersiksa.
Perasaan tak dicintai, tak ada keluarga, orang tua, adik, kakak, dan karena kau selalu dianiaya dalam kehidupanmu yang tak adil.
Tapi, apakah kau akan menyerah pada takdir? Bila kau masih akan bertahan maka kau harus mampu membuat dirimu sendiri bahagia.
Abaikan orang lain yang tak lagi peduli padamu. Siapa pun itu, pikirkanlah dua hati yang membutuhkanmu.
Berjanjilah untuk dirimu sendiri.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar