Senin, 02 Februari 2015

BERTEMU DENGANMU

JUMPA DI NYATA

Di antara degup aku menunggu engkau yang kutemui dari tumpukan kata. Ah, senyum manis dan celoteh riang hinggap dalam angan. Sebagai harapan yang selama ini tersimpan kala kita merenda asa di dunia maya. Sahabat, aku trenyuh, ditemani kesiur angin dan riuh suara knalpot kendaraan kaubelah Kota Bandung dengan menenteng tanda cinta untukku.

Dipisahkan oleh jalan raya yang mendengung kaulambaikan tangan. Duh, bergejolak rasa hati ingin segera mendekapmu. Aku resah menanti kawanan mobil dan motor itu memberimu jeda untuk menghampiriku. Sesaat kemudian, mimpi itu menjelma nyata. Aku menatapmu tajam, memeluk dan menyentuh kedua pipimu. Setelahnya, kita menikmati melodi sendau gurau, tapi sayang hanya sekejap. Ada rasa tak puas menyusup, mengentak, tapi setidaknya hari itu aku telah melihatmu secara nyata.

Mbakku, ijinkan aku memanggilmu itu. Selama napas ini masih berembus, masih ada kesempatan untuk kita memadu asa di mana pun juga. Terima kasih untuk tanda cintanya. Maafkan aku tak memberimu apa-apa.


Asia-Afrika, 17 Oktober 2013


Jumat, 30 Januari 2015

HILANG, SEPI, DAN KOSONG

Kadang kita ingin berlari, menghilang, dan menyepi untuk menyembuhkan luka sampai tak menyadari ada yang mencari dan menahan rindu begitu hebat. Ya, bisa jadi itu suatu cara untuk melupakan.

Seseorang masih menghitung jejakmu di sini dengan rasa sepi.

Lalu, tiba-tiba siang ini ada yang mendadak kosong dan hilang. Bagaimana tidak, bila kaukabarkan kalau kau harus mengunjungi gedung itu lagi dengan orang-orang berseragam putih di dalamnya, Ah, aku sedih, tapi katamu: tak perlu sedih, semua akan baik-baik saja. Ya, aku berdoa dan udara akan membisikkan padamu kalau aku mengkhawatirkanmu di sini. Berjuanglah!


Rabu, 28 Januari 2015

MASIH TENTANG HUJAN DAN RINDU

(1)
Hujan dan titik airnya selalu membawa banyak hal: gigil yang menyergap, kenangan yang mengetuk-ngetuk pintu hati, juga kesedihan yang tak dapat diterjemahkan. Entah apa alasannya tapi menangis di antara hujan adalah sesuatu yang mampu membuatku luruh. Kerinduan kepada ibu, ayah, kakak dan adik yang tak dapat dijangkau dengan sentuhan. Ah, seandainya berada dalam pelukan mereka.

(2)

Aku bisa menghitung berapa kali kau merindukan aku. Lalu, apakah kau juga bisa menghitung rasa rinduku?

(3) Titik hujan sore ini mengabarkan padamu bahwa di seberang sana ada seseorang merindukanmu.


(4)

Kamu mungkin lupa atau tak pernah terpikirkan bahwa di suatu tempat ada seseorang yang merindukanmu.


AKU BERBEDA YANG MEMBUAT BAHAGIA

Suatu kebahagiaan saat tulisan kita dibaca begitu banyak orang. Ya, tidak menyangka tema yang mungkin tidak semua orang berani mengangkatnya dalam cerita dan tulisan saya ini dibaca lebih dari seribu kali, bisa klik di sini:

http://rimanews.com/kata-kunci/menning-alamsyah

Rabu, 21 Januari 2015

INILAH PERTAMA SEKALI YANG SAYA TULIS

KAU TELAH MENGAMBIL SEMUANYA DARIKU

Dulu saat baru mengenalmu
Aku bahagia tersipu
Senyum manis dan gerak gerikmu
Menawan hatiku

Kini kau buat aku menangis di setiap malamku
Kau tak hanya membuat hatiku beku
Badanku juga membiru

Kau renggut rasa optimisku
Kau renggut mimpi-mimpiku
Kau renggut keberanianku
Kau renggut kebebasanku
Kau renggut senyum-senyumku
Kau renggut bahagiaku
Kau renggut kepercayaandiriku

Lalu.......
Apalagi yang akan kau ambil dariku
Semoga bukan nyawaku
Karena kau pernah menyeru
Akan memotong kakiku

Walau.......
Aku tak sanggup menanggung itu
Aku tak mampu selalu mengertimu
Aku lelah menghadapimu

Mengapa.......
Aku tak pernah bisa meninggalkanmu
Aku tak pernah bisa berpaling darimu

Tolong....
Jangan lagi sakiti aku

Karena....
Tak ada lagi yang bisa kau ambil dariku
Tak ada lagi yang tersisa di diriku

Hanya....
Tinggal badanku yang utuh
Dan jiwaku yang rapuh


Cirebon, 21 September 2011

AMNESIA GB DAN THE TWINS

Siang ini terasa beku, anak-anakku. Apakah kalian kangen aku? Jawabannya aku tidak tahu, tapi aku sangat merindukan kalian. Setelah begitu banyak kejadian di antara kita. Aku sudah memulainya lebih dulu bukan? memperbaiki hubungan kita, tapi maaf bila tak sama lagi dengan yang dulu.

Aku memang sudah menghilang dari keramaian dan keriuhan. Aku sedang menyepi, menyendiri. Aku suka begini. Aku cukup mengamati kalian diam-diam, mengaktifkan akun fb ku, mencari nama kalian, membaca apa yang terjadi kemudian me non aktifkan lagi. Ya, mungkin dengan begitu tak akan ada lagi goresan perih di hati kita masing-masing.

Kalian sudah hebat sekarang. Sudah menembus media nasional dan punya buku. Aku sangat bahagia. Teruslah raih apa yang kalian inginkan. Doaku selalu bersama kalian. Semoga apa yang diharapkan akan terwujud. Salam sayang.

SEPENGGAL KISAH

Hari ini melakukan sesuatu yang sangat besar menghapus 180 an teman dan meninggalkan sisi diri yang lain. Ah, belajar dari hal itu. Menyimpulkan satu hal. Kembali ke kesendirian dan merenungi segala yang terjadi. Apakah akan membuka hati lagi, entah. Yang pasti bahwa aku tidak menyesal melakukannya.

Untuk seseorang yang kusebut Abang. Lanjutkan kehidupanmu ya. Tak perlu mengingatku lagi. Seperti halnya aku yang juga telah menghapus semua orang yang berhubungan dengan kita. Bagaimanapun aku menyimpanmu di sudut hatiku sebagai seseorang yang istimewa. Mungkin kau tidak akan baca ini, tak apa. Aku hanya ingin menuliskannya. Selamat tinggal!