PUISIKU YANG DIMUAT HU KABAR CIREBON, HARI SABTU TANGGAL 08 JUNI 2013
HANYA PADAMU
di subuh sendu
kulangkahkan kaki
terseok susuri jalan-Mu
ditemani tetesan peluh
dan kedua sungai kecil
yang menderas luruh
suara rintihan biru hatiku
mengoyak lembar kelam keheningan-Mu
‘kan kuadukan semua gejolak pilu
hanya pada-Mu
ya, hanya pada-Mu
Kau satu
satu-satunya yang mengerti
satu-satunya yang masih menemani
satu-satunya yang kupercayai
satu-satunya yang setia mendengarku berbagi
hanya pada-Mu
ya, hanya pada-Mu
Cirebon, 08 Agustus 2012
PADA DIA
satu per satu menjauh
tinggalkan jejak membiru
berupa luka nganga di bongkahan dadaku
dan aku masih membisu
di pekat malam
kutitipkan berjuta pesan
pada desau angin nan girang
pada daun-daun bergoyang
pada Dia yang menghembuskan angin
pada Dia yang membelai daun-daun
pada Dia yang selalu ada
menemaniku dalam suka dan duka
jangan berpaling dariku walau sekejap saja
Cirebon, 06 September 201
di subuh sendu
kulangkahkan kaki
terseok susuri jalan-Mu
ditemani tetesan peluh
dan kedua sungai kecil
yang menderas luruh
suara rintihan biru hatiku
mengoyak lembar kelam keheningan-Mu
‘kan kuadukan semua gejolak pilu
hanya pada-Mu
ya, hanya pada-Mu
Kau satu
satu-satunya yang mengerti
satu-satunya yang masih menemani
satu-satunya yang kupercayai
satu-satunya yang setia mendengarku berbagi
hanya pada-Mu
ya, hanya pada-Mu
Cirebon, 08 Agustus 2012
PADA DIA
satu per satu menjauh
tinggalkan jejak membiru
berupa luka nganga di bongkahan dadaku
dan aku masih membisu
di pekat malam
kutitipkan berjuta pesan
pada desau angin nan girang
pada daun-daun bergoyang
pada Dia yang menghembuskan angin
pada Dia yang membelai daun-daun
pada Dia yang selalu ada
menemaniku dalam suka dan duka
jangan berpaling dariku walau sekejap saja
Cirebon, 06 September 201
PUISI DI ULTAHNYA MBAK RATNA
HARI JADI
oleh: Menning Alamsyah
dalam remang dunia maya aku mengenalmu
lewat jempol indah yang menyapa
lalu menjelma rasa
berbunga sapa dan canda
30 puisi menjadi saksi
kita tautkan imajinasi
sebagai sahabat terkasih
dan kenang itu tersimpan rapi
hingga kini
di hari jadimu
mampuku kirimkan permohonan tuk Ilahi robbi
semoga bahagia kan selalu kauraih
ukir senyum indah ‘tuk permata hati
seiring hembus napas yang Dia beri
Sahabat, selamat mengulang hari lahir
ingatlah! walau jarak jauh terbentang
namun kau nyata di sudut hati
Cirebon, 11 Juni 2013
Hari ini, Mbak Ratna membalas puisi saya itu seperti ini:
Terima Kasih, Sahabat
senyum manis nan merekah
sapa salam hangat indah
segala perhatian meruah
saling berbagi
saling mengerti
temukan inspirasi
rangkaian doa dipanjatkan
sebaris harapan disematkan
darimu
untukku
terima kasih, sahabat
hadirmu memberiku semangat
***
Bandung, 11 Juni 2013
Terima kasih, Mbak Menning...
oleh: Menning Alamsyah
dalam remang dunia maya aku mengenalmu
lewat jempol indah yang menyapa
lalu menjelma rasa
berbunga sapa dan canda
30 puisi menjadi saksi
kita tautkan imajinasi
sebagai sahabat terkasih
dan kenang itu tersimpan rapi
hingga kini
di hari jadimu
mampuku kirimkan permohonan tuk Ilahi robbi
semoga bahagia kan selalu kauraih
ukir senyum indah ‘tuk permata hati
seiring hembus napas yang Dia beri
Sahabat, selamat mengulang hari lahir
ingatlah! walau jarak jauh terbentang
namun kau nyata di sudut hati
Cirebon, 11 Juni 2013
Hari ini, Mbak Ratna membalas puisi saya itu seperti ini:
Terima Kasih, Sahabat
senyum manis nan merekah
sapa salam hangat indah
segala perhatian meruah
saling berbagi
saling mengerti
temukan inspirasi
rangkaian doa dipanjatkan
sebaris harapan disematkan
darimu
untukku
terima kasih, sahabat
hadirmu memberiku semangat
***
Bandung, 11 Juni 2013
Terima kasih, Mbak Menning...
EMANSIPASI
Wangi semerbak melati
di sanggul kartini
Wanita penggigih
emansipasi
Wajah Kartini pucat pasi
melihat wanita masa kini
melenggang jajakan diri
disanding poligami
dan ajang latihan bela diri
dimanakah emansipasi ?
apakah kodrati atau takdir ilahi ?
Cirebon, 21 April 2012
KEKASIHKU YANG PUISI
Sayang, aku mendekapmu malam ini
mengurai kehangatan
dengan putih dan hitam cintamu
jangan pernah tinggalkan aku lagi
sendiri dengan gigil rindu yang menguliti
Sayang, aku ingin semakin erat memelukmu
karena bersamamu aliran darahku terasa mendidih
agar kunikmati gejolak yang menghentak dada
dengan membelaimu kata demi kata
Ah, resah gelisahku telah tercurah
hingga hadirkan letupan nikmat tiada tara
sayang, kau memang kekasih
yang paling puisi
Cirebon, 18 Maret 2013
TAK ADA YANG ABADI
menandai hari berganti
kusesap pahit empedu
dari perih yang merajai
tahukah kau?
telah kutambal lubang nganga di hati
‘tuk sesaji sepasang merpati
ah, tak mesti terlontar tanya
andai kupahami keikhlasan
sejatinya, tak ada yang abadi
dan harap itu masih berpijar
seiring pendaran mentari
Cirebon, 19 Maret 2013
KECEWA BERAT
kuurai mimpi di antara nyata
yang memahat beribu harap
melambungkan berjuta hasrat
namun baru sebatas hajat
lalu melesat
lenyap
tak tersemat
walau hanya sekejap
Cirebon, April 2012
BAGIMU
aku terdampar pada padang luas membentang
senyap. suara angin mendesau girang
mencumbu daun-daun ilalang
ilalang bergoyang seperti penari streptis jalang
lunglai tubuhku di antara riang
tertancap berjuta pedang
menghujam
sebarkan racun kematian
aku sekarat
tak sanggup mendebat
sebab nafasku tersengal
nyaris terpenggal
tak berdaya
karena aku bukan sesiapa
hanya ada di antara tak ada
bagimu. ya, bagimu!
Cirebon, 25 Mei 2012
Mengabadikan puisi berbalas di hari ulang tahun ke-31
SAHABAT
untuk : Mbak Menning Alamsyah
sahabat,
senyummu selalu hadir sebagai penyejuk hati
seperti bening embun di dini hari
sapamu tulus dan lembut
penghangat batin dari dinginnya kabut
semangatmu tuk berkarya tak akan henti
bagai bunga cantik menebar wangi
sahabat,
setangkup doa sederhana untukmu
semoga anugerah dan berkah melimpah
menghampirimu di segenap jejak langkah
bahagia senantiasa
dengan ridha-Nya dalam lindungan-Nya
***Bandung, 18 Februari 2013
Selamat ulang tahun, Mbak Menning.
Semoga sehat dan makin sukses.
UNTUK WANITA BERKERUDUNG MERAH
: Tri Ratna Rachmawati
Pagi berkabut berteman mentari setengah hati
sementara sedu sedan masih tertahan
dan bahagia menyusup datang perlahan
Kau, kutunggu sapa lembut
sebagai tanda pengingat
aku masih ada di anganmu
Dan haru mengelilingi jiwa
ketika kubaca untaian kata
yang kaukirim di dunia maya
Aku tak ingin kau menjauh
tinggalkanku di sudut bisu
jadi peluk erat aku di rentang waktu
Cirebon, 18 Februari 2013
DEMI MASA DEPAN YANG TAK BIASA
kudekap pagi dengan resah
mengasah lara yang menghujam dada
adakah secuil aroma bahagia
tersuguh di meja siang
yang kautitipkan lewat kata
mungkin tak kauraba
sudut hatiku yang berdarah
mengaliri sendi-sendi semangat
di sekujur tubuh rapuh
yang tersirat ketegaran
ah, sudahlah
harus kuhalau segala nestapa
tak ada guna
mengharap pada angin
yang tak lagi desau
di sini, kuuntai asa
mengarungi segala lupa
cerita masa lalu
tuk masa depan
yang tak biasa
Cirebon, 28 November 2012
ADA TAPI TIADA
aku masih mendekapmu
dalam angan dan imajinasi
bayangmu juga sesekali melintas
menghadirkan perih sileti hati
apakah kau mengerti?
jejak kita di lembar hari
telah hadirkan kenangan
tentang canda tawa
ya, canda tawa
yang terukir di bawah pohon mangga
lambaian daunnya menjadi saksi
kala kita reguk senyum rekah
ah, semua sudah hilang rupanya
kini, tak kutemukan dirimu yang dulu
kau telah berubah karena rasa cintamu padanya
jauh lebih besar dari cintamu padaku
sahabat, di antara sedikit tatap pandangmu
doaku, kau bahagia dengan pilihan hatimu
hadirmu yang tak nyata itu
buatku mereguk pilu
maaf! ada bercak hitam tentangmu
sebabkan aku mengganggap
kau ada, tapi tiada
Cirebon, 12 Desember 2012
KAU YANG SELALU MENEMANI
mengenalmu dalam perih hati
lalu kau menyapaku dalam setiap detak nadi
menghentak inginku yang tersembunyi
melewati jalan berduri
nyatanya kau masih terpilih
mengisi tawa dan sedih
walau sudah berkali
coba kuhalau hadirmu
benamkanmu di dasar lupa
kau tetap hampiri
dengan senyum penuh arti
hingga aku terus mencari
sebenarnya, kan ke mana aku
kau bawa pergi?
Cirebon, 10 Desember 2012
puisi ini juga telah dimuat Radar seni di : http://radarseni.com/2013/01/06/puisi-menning-alamsyah-2/
KAU DAN AKU MASIH BERSAMA DEMI MEREKA UNTUK SENYUM REKAHNYA DAN UNTUK MAMA
(I) KAU DAN AKU
tahun telah berganti dan aku masih bersamamu
seperti air mata ini yang tak pernah kering
mengaliri luka di sekujur raga
yang kautanam benih-benih nestapa
sementara kau masih mendekapnya mesra di rumah kita
dan kau tetap mendewakannya
terbang mengawang penuh canda
ah, tak perlu kupetik harapan
karena telah busuk tersiram hujan air mata
dan aku masih tetap sama
menikmati melodi sayatan perih di dada
menatap kau menggelepar dalam cumbunya
sekarang, nanti, dan mungkin selamanya
(II) MASIH BERSAMA
hujan mulai mereda
seiring tangisku yang terhenti paksa
dan aku masih mengeja lara
menguntai letih di kertas putih
bersama puisi
pernahkah kaurasa
kita telah terjebak dalam rumah duka
yang pengap tak bercahaya?
ah, entahlah
nyatanya walau lelah
aku masih di sini
memegang erat tanganmu
hingga kini
(III) DEMI MEREKA
di liku takdir
aku terdiam gamang
menatap dua arah
katamu kau tak akan meninggalkannya
dia segalanya bagimu
dan aku hanya membisu
bukan aku tak mampu
hidup tanpamu
tapi dua hati tak berdosa
memaksaku menerima kau dan dia
kubiarkan kaukoyak lembar harapan
bersisa remah-remah luka bernanah
aku tak berdaya
di sampingmu kutahan selaksa lara
dengan senyuman indah
(IV) UNTUK SENYUM REKAHNYA
aku tetap bertahan
walau perih menguliti hati
dan aku masih percaya
tak ada yang sia-sia
kan kusiapkan jubah perkasa
tuk halau rajam sembilumu
hingga tak kurasa
walau tetes darah air mata
menggenang di sudut rumah
tak kubiarkan
dua pasang mata membasah
menatapku tenggelam
dalam lautan nestapa
kan kuhadiahkan senyum rekah
di sepanjang harinya
(V) DAN UNTUK MAMA
sejatinya cinta memberi
tanpa pernah meminta
mama, itu untaian kata indah
yang pernah kaurangkai untukku
malam ini ingin kurebahkan rasa
dalam dekap hangatmu
kan kuadukan segala resah gelisah
di antara rentang ruang dan waktu
inginku lembut belaimu
menghapus bening air mataku
mama, walau kita terpisah raga
kau selalu hidup dalam pijar hatiku
kini hanya secawan doa
yang mampu kukirimkan
berteman rindu membuncah
kan kujaga setiaku untuknya
agar kau bahagia di alam sana
Cirebon, 01 Januari 2013
cemburu buta pada puisi cinta yang kueja
kauhadirkan berjuta kunang
di hamparan dada yang merekah
kauusap peluh keringat kala kuterbaring layu
merawat hari-hariku di ranjang bisu
kau pun mengundang gumpalan awan di hatiku
membentuk gundukan kristal di sudut mataku
sayang, apa pun itu
terima kasih kau masih di sisiku
aku selalu mencintaimu
di antara tawa dan tangisku
di hamparan dada yang merekah
kauusap peluh keringat kala kuterbaring layu
merawat hari-hariku di ranjang bisu
kau pun mengundang gumpalan awan di hatiku
membentuk gundukan kristal di sudut mataku
sayang, apa pun itu
terima kasih kau masih di sisiku
aku selalu mencintaimu
di antara tawa dan tangisku
Cirebon, 23 November 2012
DO'A
: Bengkel Puisi Swadaya Mandiri
kata terangkai dalam indah jejak sajak
terbalut asah asih asuh yang tak pernah terpetak
pada lautan biru puisi
'tuk arungi gelombang imaji
aku terhanyut arus tifografi
sepanjang essay Kajitow El-kayeni
tersangkut pohon rindang diksi
di akar-akar lirih hati Kanjeng Senopati
terselamatkan kisah madrim setyowati
di perahu pengolah tradisi Puja Sutrisna
pengantar budaya jawa
sehangat selimut Windu Mandela
Mas, Om, Pak, Abah
Dimas Arika Mihardja
panggilan tuk sang pendiri
yang tlah ikhlas berbagi
tanggalkan baju sakit hati
dari caci maki dan nafsu duniawi
seteguh jalan Ilahi Robbi
semanis persahabatan Chuppy Afiani
kuucap terimakasih
ah. luka si mawar putih
kepada pemilik nurani
sisakan nyeriku di sisi hati
antara lukisan Dedet Setiadi
dan Nabila Dewi Gayatri
bermakna pesan Dewi kelana
bercorak bunga Yusti Aprilina
bersenyum bunda Yesiska susastra
berpetuah Moh Syahrier Daeng
sepedas lombok Sofyan Adrimen
aih. begawan penabur kasih
pemberi kado istimewa di hari jadi
tuk S. Riyanto Hamid sang peneliti
tertusuk mawar Usup supriyadi
di taman melati berdarah
Sus Setyowati Hardjono
sebentuk Palung Jiwa Sang Pujangga
menegas palang pintu yang terdobrak Pilo
tersembul wajah Nimas Ayu
berpeluh rindu dalam kalbu
selembut angin merintih
ning Fevi Machuriyati
sudahlah!
tak cukup kata tuk semua
maaf bersulam motif do'a
warga bahagia tanpa celah
selamanya tetap jaya
senikmat alam sastra
dariku sirindu cahaya
semoga!
Cirebon, 20 Mei 2012
: Bengkel Puisi Swadaya Mandiri
kata terangkai dalam indah jejak sajak
terbalut asah asih asuh yang tak pernah terpetak
pada lautan biru puisi
'tuk arungi gelombang imaji
aku terhanyut arus tifografi
sepanjang essay Kajitow El-kayeni
tersangkut pohon rindang diksi
di akar-akar lirih hati Kanjeng Senopati
terselamatkan kisah madrim setyowati
di perahu pengolah tradisi Puja Sutrisna
pengantar budaya jawa
sehangat selimut Windu Mandela
Mas, Om, Pak, Abah
Dimas Arika Mihardja
panggilan tuk sang pendiri
yang tlah ikhlas berbagi
tanggalkan baju sakit hati
dari caci maki dan nafsu duniawi
seteguh jalan Ilahi Robbi
semanis persahabatan Chuppy Afiani
kuucap terimakasih
ah. luka si mawar putih
kepada pemilik nurani
sisakan nyeriku di sisi hati
antara lukisan Dedet Setiadi
dan Nabila Dewi Gayatri
bermakna pesan Dewi kelana
bercorak bunga Yusti Aprilina
bersenyum bunda Yesiska susastra
berpetuah Moh Syahrier Daeng
sepedas lombok Sofyan Adrimen
aih. begawan penabur kasih
pemberi kado istimewa di hari jadi
tuk S. Riyanto Hamid sang peneliti
tertusuk mawar Usup supriyadi
di taman melati berdarah
Sus Setyowati Hardjono
sebentuk Palung Jiwa Sang Pujangga
menegas palang pintu yang terdobrak Pilo
tersembul wajah Nimas Ayu
berpeluh rindu dalam kalbu
selembut angin merintih
ning Fevi Machuriyati
sudahlah!
tak cukup kata tuk semua
maaf bersulam motif do'a
warga bahagia tanpa celah
selamanya tetap jaya
senikmat alam sastra
dariku sirindu cahaya
semoga!
Cirebon, 20 Mei 2012
AKU
TETAP DI SINI
aku
hanyalah sekumpulan tinta
yang
menoreh di hitamnya hatimu
melukiskan
berjuta warna, membuatmu tak suka
mebuatmu
meradang marah, menyeringai
mencengkeramku
dengan cakar-cakar tajammu
meninggalkan
luka perih
aku
hanyalah setitik warna putih
di
goresanmu yang warna-warni
mengganggu
pandangan. merusak imaji
menghalangi
kebebasanmu
lalu
kauhapus aku
aku
hanyalah ujung pena tak bermakna bagimu
yang
tak pernah kau tatap apalagi kau baca
aku
tak goyah
terus
kuuntai kata dan tingkah tuk melawanmu
terus
kutuliskan kisah kesejatian di antara kisah kebohonganmu
walau
hanya sendiri, sedang kau berteman jejeran bintang-bintang
kau
tetap saja menjauh, terbang kepakkan sayapmu
tinggalkan
bulu-bulu mengganggu pernapasanku
namun
aku tetap di sini
berharap
kau kembali menemukan jalan
jalan
keabadian menuju cahaya-Nya
Cirebon, 30
Mei 2012
RINDU
kau hadir lewat kisi-kisi hati
memantulkan cahaya
silaukan pandangan mata
kau tinggalkan jejak berlumut
di batu cadas inginku
yang tumbuh bersemi menghijau
kau meliuk menjauh tak tersentuh
terbang bersama angin
di ruang kosong harapku
bersisa cucuran air mata
rindu!
Cirebon, 01 Agustus 2012
TAMAN
TAMAN
di taman tersaji bunga warna warni
wangi harum, tak berbau
bahkan ada yang tercium bau bangkai
hilir mudik kumbang datang
sekedar menghisap madu
tinggalkan bunga terkulai layu
sementara kau kumbang sejati
bantu penyerbukan putik sari
tumbuh tunas-tunas mewangi
berseri menatap matahari
ah, kumbang sejati
kemesraan itu hilang kini
kau telah pergi
kau telah pergi
karena manusia angkuh hati
memetik tunas melati
berupa kuncup baru semi
tiada berarti dan akhirnya mati
kumbang sejati pergi dan tunas melati mati
bukan hanya satu kali
terulang lagi dan terulang lagi
menggores luka semakin nyeri
hai manusia angkuh hati
hentikan!
sebelum taman pucat pasi
sebelum taman pucat pasi
tatap bunga-bunga tak bersemi
lalui hari mencumbu sepi
Cirebon, 07 Juni 2012
RINDU
RINDU
senandung rindu mengetuk dinding hati
menjerit lengking
merobek pekat malam
penuhi ruang ilusi
kau sosok berupa bayang
akankah menjelma nyata
puaskan dahaga rindu
seperti malam menjemput rembulan
jemputlah aku dalam dekapmu
Cirebon, 5 Mei 2012
MENCARI
lama kau menghilang, puisi
tak lagi merenda diksi
di relung-relung hati
lama kau menghilang, puisi
tak lagi merenda diksi
di relung-relung hati
aku mencarimu puisi
di setiap gang dan rumah kata
namun tak kau biarkan
aku menyentuhmu
dengan rasa rinduku
puisi, dulu kau selalu hadir
bersama hembusan angin
di helai napasku
puisi, aku menantimu
dengan sepenuh hati
di sini, basahi dahaga sepi
Cirebon, 11 Oktober 2012
INI PUISI UNTUKMU SAHABATKU
KEHILANGAN
wanita itu berlinang air mata
memunguti sisa kenangan
pada figura kaca
membelai dengan tangan lemah
ya, kenangan yang telah terlindas
hilang terbawa kesewenangan
saat ketidakadilan mengusirmu
tinggalkan pilu di relungnya
Cirebon,
10 Juni 2012
RUMAHKU
dindingnya terbuat dari tembok korupsi
lantainya terbuat dari keramik kolusi
pintunya terbuat dari kayu nepotisme
nasi yang kumakan berlauk kesewenangan
baju yang kupakai berkain ketidakadilan
kasur yang kutiduri berselimut keserakahan
aku mual
aku gatal
aku tak nyaman
aku ingin pindah rumah
tapi ternyata sama
karena kutinggal di tanah indonesia
tanah yang kucinta
namun kini tak berdaya
di tangan para durjana
Cirebon, 18 Mei 2012
KAU SENDIRI
gigil
malam selalu hantarkan luka
tentang
rasa yang membara
tentang
kelam di dasar lembah
tentang
jiwa yang terjajah
kau
dara jelita
bersanggul
pesona
sebarkan
aroma bunga
paksa
matamata durjana
menggoda
meraba
merasa
mereguk
nikmatnya dunia
lalu
meninggalkanmu tanpa iba
kau
meranggas layu
kering,
mati, dan tersapu
kau
gagal bawa diri
tersisa
luka hati
siapa
yang peduli
kecuali
kau sendiri
maka
benahi sebelum esok terganti
dengan
senja yang hampiri
Cirebon, 14 Mei 2012
Nasehat
untuk sahabat yang terkasih, yang kini tiada di sisi namun selalu ada di hati.
PERTEMUAN TERAKHIR
bintang gemintang bertaburan di langit benderang
bintang gemintang bertaburan di langit benderang
bawa lamunan tentang senyum menawan
menerbangkan angan ke masa silam
menuntun susuri ingatan
masih terasa
kala kau rengkuh aku
dalam dekap hangatmu
kau gantung asa dipundakku
buatku lari mengejar waktu
yang tak pernah mau menunggu
ibu!
wajah keriputmu
penuh gurat kesedihan
kisahkan cerita kepiluan
tentang beban kehidupan
malam itu kita bercengkrama
diantara remang cahaya
tersirat binar bahagia
dari matamu yang membasah
kita tertawa hahahaha
luapkan rasa
lama tak bersua
tak ternyana
malam itu
ya, malam itu
terakhir kita bertemu
kau telah pergi menjauh
sebelum waktu ijinkanku
bersimpuh
membasuh kedua kakimu
sebab takdir pisahkan kita
berjarak jutaan depa
tinggalkan rasa luka
karena saat kutiba
hanya gundukan tanah merah
dan batu nisanmu yang menyapa
tanpa katakata
Cirebon, 14 Mei 2012
BERCINTA DI UJUNG MALAM
MASIH MENUNGGU
kucari sosok-Mu pada pekat malam
menjelma dalam lamunan yang jalang
meraba tubuhku yang diam
meremas rindu merangsang
menggelinjang dalam tangisan
di hamparan sajadah panjang
airmataku menetes perlahan
perlahan dan semakin menggenang
jiwaku terguncang
gundah, gelisah bercampur lara
teringat segala derita nista
di hamparan sajadah panjang
kuuntai doa penuh iba
munculkan hasrat membara
aku ingin bercinta
di ujung malam nestapa
dengan-Mu yang maha sempurna
Cirebon, 30 Mei 2012
MASIH MENUNGGU
seperti kemarin
setumpuk harap
kugantungkan pada doa
di sepertiga malam yang gigil
kuketuk pintu rumah
dan kupencet nomor telepon-Mu
setiap waktu
karena rasa rindu
dan inginku yang menderu
aku masih menunggu
bersimpuh di atas sajadah penuh peluh
bersulam benang kristal dari mataku
mengharap ridho dan sapa lembut-Mu
wahai Penyejuk hatiku!
Cirebon, 01 Agustus 2012
HITAM BUKAN PUTIH
kau berlari menuju pantai
terhampar pasir putih
seputih wajah manismu
kau tancapkan runcing bambu
menjulang tinggi ke angkasa
setinggi semampai tubuhmu
kau lukis kertas putih
ditemani buih
dan nyiur yang bernyanyi
lukisanmu tanpa sketsa
hanya warna hitam menumpah
terlihat jelas
tanpa batas
namun kau tak goyah
tetap memilih warna
walau bukan warnawarni
dan tak seindah pelangi
Cirebon, 14 Mei 2012
RASAKU
sayang, kulukis wajahmu
pada langit-langit kamar
agar saat kuresah
kan kutemukan senyummu
menggantung di sana
sayang, kurasakan selimut
seperti dekapmu
agar saat gigil menyeruak
ada hangat napasmu di sana
sayang, meski sejuk embun
hilang terusir matahari
namun lembut suaramu masih terdengar
menyejukkan kalbuku
sayang, seperti malam setia gantikan siang
kaupun setia menemaniku dalam angan
sayang, aku rindu!
melebihi rindu pepohonan kepada hujan
yang gersang karena kemarau panjang
sayang, ini rasaku
semoga kaupun begitu
Cirebon, 10 Juni 2012
TANYA
gigil malam ini menyeruak
bawa beribu imaji terserak
dalam angan berderak
tak ingin beranjak
walau dada sesak
aku tak terusik
tetap kuracik
bumbu rahasia
untuk menu makan malam kita
di dapur olah rasa
kusajikan potongan jantung, hati
dan telingaku
berlumur perasan airmata
bertabur serbuk nestapa
kumasak dengan minyak kelapa
di wajan berbunga setia
menyebarkan harum
ke ruang-ruang hatimu
di meja makan
menyusup sedikit tanyaku
adakah kau peka
jantung, hati dan telinga siapa
yang kau santap begitu lahap?
tanyaku tak terjawab
hingga waktu menguap
dan aku masih menginap
di rumahmu yang lembab
dengan mata sembab
Cirebon, 08 Juni 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar