PUISIKU



PUISIKU YANG DIMUAT HU KABAR CIREBON, HARI SABTU TANGGAL 08 JUNI 2013


HANYA PADAMU

di subuh sendu
kulangkahkan kaki 
terseok susuri jalan-Mu
ditemani tetesan peluh
dan kedua sungai kecil
yang menderas luruh

suara rintihan biru hatiku
mengoyak lembar kelam keheningan-Mu
‘kan kuadukan semua gejolak pilu
hanya pada-Mu
ya, hanya pada-Mu

Kau satu
satu-satunya yang mengerti
satu-satunya yang masih menemani
satu-satunya yang kupercayai
satu-satunya yang setia mendengarku berbagi
hanya pada-Mu
ya, hanya pada-Mu

Cirebon, 08 Agustus 2012

PADA DIA

satu per satu menjauh
tinggalkan jejak membiru
berupa luka nganga di bongkahan dadaku
dan aku masih membisu

di pekat malam
kutitipkan berjuta pesan
pada desau angin nan girang
pada daun-daun bergoyang
pada Dia yang menghembuskan angin
pada Dia yang membelai daun-daun
pada Dia yang selalu ada
menemaniku dalam suka dan duka
jangan berpaling dariku walau sekejap saja

Cirebon, 06 September 201


PUISI DI ULTAHNYA MBAK RATNA


HARI JADI
oleh: Menning Alamsyah

dalam remang dunia maya aku mengenalmu 
lewat jempol indah yang menyapa
lalu menjelma rasa 
berbunga sapa dan canda

30 puisi menjadi saksi
kita tautkan imajinasi
sebagai sahabat terkasih
dan kenang itu tersimpan rapi
hingga kini

di hari jadimu
mampuku kirimkan permohonan tuk Ilahi robbi
semoga bahagia kan selalu kauraih
ukir senyum indah ‘tuk permata hati
seiring hembus napas yang Dia beri

Sahabat, selamat mengulang hari lahir
ingatlah! walau jarak jauh terbentang
namun kau nyata di sudut hati

Cirebon, 11 Juni 2013

Hari ini, Mbak Ratna membalas puisi saya itu seperti ini:
Terima Kasih, Sahabat

senyum manis nan merekah

sapa salam hangat indah
segala perhatian meruah

saling berbagi
saling mengerti
temukan inspirasi

rangkaian doa dipanjatkan
sebaris harapan disematkan

darimu
untukku 

terima kasih, sahabat
hadirmu memberiku semangat

***

Bandung, 11 Juni 2013
Terima kasih, Mbak Menning...


EMANSIPASI


PUISI TELAH DIMUAT DI LINK:http://www.bengkelpuisi.net/330/post/2013/02/emansipasi.html


Wangi semerbak melati
di sanggul kartini
Wanita penggigih
emansipasi

Wajah Kartini pucat pasi
melihat wanita masa kini
melenggang jajakan diri
disanding poligami
dan ajang latihan bela diri

dimanakah emansipasi ?
apakah kodrati atau takdir ilahi ?

Cirebon, 21 April 2012




KEKASIHKU YANG PUISI

Sayang, aku mendekapmu malam ini
mengurai kehangatan
dengan putih dan hitam cintamu
jangan pernah tinggalkan aku lagi
sendiri dengan gigil rindu yang menguliti

Sayang, aku ingin semakin erat memelukmu
karena bersamamu aliran darahku terasa mendidih
agar kunikmati gejolak yang menghentak dada
dengan membelaimu kata demi kata

Ah, resah gelisahku telah tercurah
hingga hadirkan letupan nikmat tiada tara
sayang, kau memang kekasih
yang paling puisi

Cirebon, 18 Maret 2013




TAK ADA YANG ABADI


menandai hari berganti
kusesap pahit empedu
dari perih yang merajai



tahukah kau?
telah kutambal lubang nganga di hati
‘tuk sesaji sepasang merpati


ah, tak mesti terlontar tanya
andai kupahami keikhlasan
sejatinya, tak ada yang abadi


dan harap itu masih berpijar
seiring pendaran mentari


Cirebon,  19  Maret  2013



KECEWA BERAT



kuurai mimpi di antara nyata

yang memahat beribu harap

melambungkan berjuta hasrat


namun baru sebatas hajat


lalu melesat


lenyap


tak tersemat


walau hanya sekejap



Cirebon, April 2012






BAGIMU


aku terdampar pada padang luas membentang

senyap. suara angin mendesau girang

mencumbu daun-daun ilalang


ilalang bergoyang seperti penari streptis jalang



lunglai tubuhku di antara riang


tertancap berjuta pedang


menghujam


sebarkan racun kematian



aku sekarat


tak sanggup mendebat


sebab nafasku tersengal


nyaris terpenggal


tak berdaya


karena aku bukan sesiapa


hanya ada di antara tak ada


bagimu. ya, bagimu!

Cirebon, 25 Mei 2012






Mengabadikan puisi berbalas di hari ulang tahun ke-31

SAHABAT
untuk : Mbak Menning Alamsyah

sahabat,
senyummu selalu hadir sebagai penyejuk hati
seperti bening embun di dini hari

sapamu tulus dan lembut
penghangat batin dari dinginnya kabut

semangatmu tuk berkarya tak akan henti
bagai bunga cantik menebar wangi

sahabat,
setangkup doa sederhana untukmu
semoga anugerah dan berkah melimpah
menghampirimu di segenap jejak langkah
bahagia senantiasa
dengan ridha-Nya dalam lindungan-Nya

***Bandung, 18 Februari 2013

Selamat ulang tahun, Mbak Menning.
Semoga sehat dan makin sukses.



UNTUK WANITA BERKERUDUNG MERAH

: Tri Ratna Rachmawati

Pagi berkabut berteman mentari setengah hati
sementara sedu sedan masih tertahan
dan bahagia menyusup datang perlahan

Kau, kutunggu sapa lembut
sebagai tanda pengingat
aku masih ada di anganmu

Dan haru mengelilingi jiwa
ketika kubaca untaian kata
yang kaukirim di dunia maya

Aku tak ingin kau menjauh
tinggalkanku di sudut bisu
jadi peluk erat aku di rentang waktu

Cirebon, 18 Februari 2013





DEMI MASA DEPAN YANG TAK BIASA


kudekap pagi dengan resah
mengasah lara yang menghujam dada
adakah secuil aroma bahagia
tersuguh di meja siang 
yang kautitipkan lewat kata
mungkin tak kauraba
sudut hatiku yang berdarah
mengaliri sendi-sendi semangat
di sekujur tubuh rapuh
yang tersirat ketegaran
ah, sudahlah
harus kuhalau segala nestapa
tak ada guna
mengharap pada angin 
yang tak lagi desau
di sini, kuuntai asa
mengarungi segala lupa
cerita masa lalu
tuk masa depan
yang tak biasa

 Cirebon, 28 November 2012

ADA TAPI TIADA


aku masih mendekapmu
dalam angan dan imajinasi
bayangmu juga sesekali melintas
menghadirkan perih sileti hati
apakah kau mengerti?
jejak kita di lembar hari
telah hadirkan kenangan
tentang canda tawa
ya, canda tawa  
yang terukir di bawah pohon mangga
lambaian daunnya menjadi saksi
kala kita reguk senyum rekah
ah, semua sudah hilang rupanya
kini, tak kutemukan dirimu yang dulu
kau telah berubah karena rasa cintamu padanya
jauh lebih besar dari cintamu padaku
sahabat, di antara sedikit tatap pandangmu
doaku, kau bahagia dengan pilihan hatimu
hadirmu yang tak nyata itu
buatku mereguk pilu
maaf! ada bercak hitam tentangmu
sebabkan aku mengganggap
kau ada, tapi tiada
Cirebon, 12 Desember 2012


KAU YANG SELALU MENEMANI

mengenalmu dalam perih hati
lalu kau menyapaku dalam setiap detak nadi
menghentak inginku yang tersembunyi

melewati jalan berduri
nyatanya kau masih terpilih
mengisi tawa dan sedih

walau sudah berkali
coba kuhalau hadirmu
benamkanmu di dasar lupa

kau tetap hampiri
dengan senyum penuh arti
hingga aku terus mencari

sebenarnya, kan ke mana aku
kau bawa pergi?

Cirebon, 10 Desember 2012



puisi ini juga telah dimuat Radar seni di : http://radarseni.com/2013/01/06/puisi-menning-alamsyah-2/


KAU DAN AKU MASIH BERSAMA DEMI MEREKA UNTUK SENYUM REKAHNYA DAN UNTUK MAMA


(I) KAU DAN AKU
tahun telah berganti dan aku masih bersamamu
seperti air mata ini yang tak pernah kering
mengaliri luka di sekujur raga
yang kautanam benih-benih nestapa

sementara kau masih mendekapnya mesra di rumah kita
dan kau tetap mendewakannya
terbang mengawang penuh canda

ah, tak perlu kupetik harapan
karena telah busuk tersiram hujan air mata
dan aku masih tetap sama
menikmati melodi sayatan perih di dada
menatap kau menggelepar dalam cumbunya
sekarang, nanti, dan mungkin selamanya

(II) MASIH BERSAMA
hujan mulai mereda
seiring tangisku yang terhenti paksa
dan aku masih mengeja lara
menguntai letih di kertas putih
bersama puisi

pernahkah kaurasa
kita telah terjebak dalam rumah duka
yang pengap tak bercahaya?
ah, entahlah
nyatanya walau lelah
aku masih di sini
memegang erat tanganmu
hingga kini

(III) DEMI MEREKA
di liku takdir
aku terdiam gamang
menatap dua arah

katamu kau tak akan meninggalkannya
dia segalanya bagimu
dan aku hanya membisu

bukan aku tak mampu
hidup tanpamu
tapi dua hati tak berdosa
memaksaku menerima kau dan dia

kubiarkan kaukoyak lembar harapan
bersisa remah-remah luka bernanah
aku tak berdaya
di sampingmu kutahan selaksa lara
dengan senyuman indah

(IV) UNTUK SENYUM REKAHNYA
aku tetap bertahan
walau perih menguliti hati
dan aku masih percaya
tak ada yang sia-sia

kan kusiapkan jubah perkasa
tuk halau rajam sembilumu
hingga tak kurasa
walau tetes darah air mata
menggenang di sudut rumah

tak kubiarkan
dua pasang mata membasah
menatapku tenggelam
dalam lautan nestapa
kan kuhadiahkan senyum rekah
di sepanjang harinya

(V) DAN UNTUK MAMA
sejatinya cinta memberi
tanpa pernah meminta
mama, itu untaian kata indah
yang pernah kaurangkai untukku

malam ini ingin kurebahkan rasa
dalam dekap hangatmu
kan kuadukan segala resah gelisah
di antara rentang ruang dan waktu

inginku lembut belaimu
menghapus bening air mataku
mama, walau kita terpisah raga
kau selalu hidup dalam pijar hatiku

kini hanya secawan doa
yang mampu kukirimkan
berteman rindu membuncah
kan kujaga setiaku untuknya
agar kau bahagia di alam sana

Cirebon, 01 Januari 2013












KAU YANG TERSAYANG


kau pernah taburkan benih luka lewat kata
cemburu buta pada puisi cinta yang kueja

kauhadirkan berjuta kunang
di hamparan dada yang merekah

kauusap peluh keringat kala kuterbaring layu
merawat hari-hariku di ranjang bisu

kau pun mengundang gumpalan awan di hatiku
membentuk gundukan kristal di sudut mataku

sayang, apa pun itu
terima kasih kau masih di sisiku

aku selalu mencintaimu
di antara tawa dan tangisku

Cirebon,  23 November 2012



DO'A
: Bengkel Puisi Swadaya Mandiri

kata terangkai dalam indah jejak sajak
terbalut asah asih asuh yang tak pernah terpetak
pada lautan biru puisi
'tuk arungi gelombang imaji

aku terhanyut arus tifografi
sepanjang essay Kajitow El-kayeni 
tersangkut pohon rindang diksi
di akar-akar lirih hati Kanjeng Senopati
terselamatkan kisah madrim setyowati
di perahu pengolah tradisi Puja Sutrisna 
pengantar budaya jawa
sehangat selimut Windu Mandela

Mas, Om, Pak, Abah 
Dimas Arika Mihardja
panggilan tuk sang pendiri
yang tlah ikhlas berbagi
tanggalkan baju sakit hati
dari caci maki dan nafsu duniawi
seteguh jalan Ilahi Robbi
semanis persahabatan Chuppy Afiani
kuucap terimakasih

ah. luka si mawar putih
kepada pemilik nurani
sisakan nyeriku di sisi hati
antara lukisan Dedet Setiadi
dan Nabila Dewi Gayatri
bermakna pesan Dewi kelana
bercorak bunga Yusti Aprilina
bersenyum bunda Yesiska susastra
berpetuah Moh Syahrier Daeng
sepedas lombok Sofyan Adrimen 

aih. begawan penabur kasih
pemberi kado istimewa di hari jadi
tuk S. Riyanto Hamid sang peneliti
tertusuk mawar Usup supriyadi
di taman melati berdarah
Sus Setyowati Hardjono
sebentuk Palung Jiwa Sang Pujangga
menegas palang pintu yang terdobrak Pilo
tersembul wajah Nimas Ayu
berpeluh rindu dalam kalbu
selembut angin merintih
ning Fevi Machuriyati

sudahlah!
tak cukup kata tuk semua
maaf bersulam motif do'a
warga bahagia tanpa celah
selamanya tetap jaya
senikmat alam sastra
dariku sirindu cahaya
semoga!

Cirebon, 20 Mei 2012




AKU TETAP DI SINI

aku hanyalah sekumpulan tinta
yang menoreh di hitamnya hatimu
melukiskan berjuta warna, membuatmu tak suka
mebuatmu meradang marah, menyeringai
mencengkeramku dengan cakar-cakar tajammu
meninggalkan luka perih

aku hanyalah setitik warna putih
di goresanmu yang warna-warni
mengganggu pandangan. merusak imaji
menghalangi kebebasanmu
lalu kauhapus aku


aku hanyalah ujung pena tak bermakna bagimu
yang tak pernah kau tatap apalagi kau baca
aku tak goyah
terus kuuntai kata dan tingkah tuk melawanmu
terus kutuliskan kisah kesejatian di antara kisah kebohonganmu
walau hanya sendiri, sedang kau berteman jejeran bintang-bintang

kau tetap saja menjauh, terbang kepakkan sayapmu
tinggalkan bulu-bulu mengganggu pernapasanku
namun aku tetap di sini
berharap kau kembali menemukan jalan
jalan keabadian menuju cahaya-Nya


Cirebon,  30  Mei  2012


RINDU


RINDU
kau hadir lewat kisi-kisi hati
memantulkan cahaya
silaukan pandangan mata

kau tinggalkan jejak berlumut
di batu cadas inginku
yang tumbuh bersemi menghijau

kau meliuk menjauh tak tersentuh
terbang bersama angin
di ruang kosong harapku
bersisa cucuran air mata
rindu!

Cirebon, 01 Agustus 2012

TAMAN

TAMAN
di taman tersaji bunga warna warni
wangi harum, tak berbau
bahkan ada yang tercium bau bangkai
hilir mudik kumbang datang
sekedar menghisap madu
tinggalkan bunga terkulai layu

sementara kau kumbang sejati
bantu penyerbukan putik sari
tumbuh tunas-tunas mewangi
berseri menatap matahari

ah, kumbang sejati
kemesraan itu hilang kini
kau telah pergi
karena manusia angkuh hati
memetik tunas melati
berupa kuncup baru semi
tiada berarti dan akhirnya mati

kumbang sejati pergi dan tunas melati mati
bukan hanya satu kali
terulang lagi dan terulang lagi
menggores luka semakin nyeri
hai manusia angkuh hati
hentikan!
sebelum taman pucat pasi
tatap bunga-bunga tak bersemi
lalui hari mencumbu sepi

Cirebon, 07 Juni 2012

RINDU


RINDU
senandung rindu mengetuk dinding hati
menjerit lengking
merobek pekat malam
penuhi ruang ilusi

kau sosok berupa bayang
akankah menjelma nyata
puaskan dahaga rindu

seperti malam menjemput rembulan
jemputlah aku dalam dekapmu

Cirebon, 5 Mei 2012









MENCARI

lama kau menghilang, puisi
tak lagi merenda diksi
di relung-relung hati

aku mencarimu puisi
di setiap gang dan rumah kata
namun tak kau biarkan
aku menyentuhmu
dengan rasa rinduku

puisi, dulu kau selalu hadir
bersama hembusan angin
di helai napasku

puisi, aku menantimu
dengan sepenuh hati
di sini, basahi dahaga sepi

Cirebon, 11 Oktober 2012


INI PUISI UNTUKMU SAHABATKU

KEHILANGAN

wanita itu berlinang air mata
memunguti sisa kenangan
pada figura kaca
membelai dengan tangan lemah

ya, kenangan yang telah terlindas
hilang terbawa kesewenangan
saat ketidakadilan mengusirmu
tinggalkan pilu di relungnya

Cirebon,  10 Juni 2012




RUMAHKU


dindingnya terbuat dari tembok korupsi
lantainya terbuat dari keramik kolusi
pintunya terbuat dari kayu nepotisme

nasi yang kumakan berlauk kesewenangan
baju yang kupakai berkain ketidakadilan
kasur yang kutiduri berselimut keserakahan
             
aku mual
aku  gatal
aku tak nyaman

aku ingin pindah rumah
tapi ternyata sama
karena kutinggal di tanah indonesia
tanah yang kucinta
namun kini tak berdaya
di tangan para durjana

Cirebon, 18 Mei 2012








KAU SENDIRI


gigil malam selalu hantarkan luka
tentang rasa yang membara
tentang kelam di dasar lembah
tentang jiwa yang terjajah

kau dara jelita
bersanggul pesona
sebarkan aroma bunga
paksa matamata durjana
menggoda
meraba
merasa
mereguk nikmatnya dunia
lalu meninggalkanmu tanpa iba
kau meranggas layu
kering, mati, dan tersapu

kau gagal bawa diri
tersisa luka hati
siapa yang peduli
kecuali kau sendiri
maka benahi sebelum esok terganti
dengan senja yang hampiri

Cirebon,  14 Mei 2012
Nasehat untuk sahabat yang terkasih, yang kini tiada di sisi namun selalu ada di hati.






PERTEMUAN TERAKHIR

bintang gemintang bertaburan di langit benderang
bawa lamunan tentang senyum menawan
menerbangkan angan ke masa silam
menuntun susuri ingatan

masih terasa
kala kau rengkuh aku
dalam dekap hangatmu
kau gantung asa dipundakku
buatku lari mengejar waktu
yang tak pernah mau menunggu

ibu!
wajah keriputmu
penuh gurat kesedihan
kisahkan cerita kepiluan
tentang beban kehidupan

malam itu kita bercengkrama
diantara remang cahaya
tersirat binar bahagia
dari matamu yang membasah
kita tertawa hahahaha
luapkan rasa
lama tak bersua

tak ternyana
malam itu
ya, malam itu
terakhir kita bertemu
kau telah pergi menjauh
sebelum waktu ijinkanku
bersimpuh
membasuh kedua kakimu
sebab takdir pisahkan kita
berjarak jutaan depa
tinggalkan rasa luka
karena saat kutiba
hanya gundukan tanah merah
dan batu nisanmu yang menyapa
tanpa katakata

Cirebon, 14 Mei 2012



BERCINTA DI UJUNG MALAM

kucari sosok-Mu pada pekat malam
menjelma dalam lamunan yang jalang
meraba tubuhku yang diam
meremas rindu merangsang
menggelinjang dalam tangisan

di hamparan sajadah panjang
airmataku menetes perlahan
perlahan dan semakin menggenang
jiwaku terguncang
gundah, gelisah bercampur lara
teringat segala derita nista

di hamparan sajadah panjang
kuuntai doa penuh iba
munculkan hasrat membara
aku ingin bercinta
di ujung malam nestapa
dengan-Mu yang maha sempurna

Cirebon, 30 Mei 2012


MASIH MENUNGGU

seperti kemarin
setumpuk harap
kugantungkan pada doa
di sepertiga malam yang gigil

kuketuk pintu rumah
dan kupencet nomor telepon-Mu
setiap waktu
karena rasa rindu
dan inginku yang menderu

aku masih menunggu
bersimpuh di atas sajadah penuh peluh
bersulam benang kristal dari mataku
mengharap ridho dan sapa lembut-Mu
wahai Penyejuk hatiku!

Cirebon, 01 Agustus 2012



HITAM BUKAN PUTIH

kau berlari menuju pantai
terhampar pasir putih
seputih wajah manismu

kau tancapkan runcing bambu
menjulang tinggi ke angkasa
setinggi semampai tubuhmu

kau lukis kertas putih
ditemani buih
dan nyiur yang bernyanyi

lukisanmu tanpa sketsa
hanya warna hitam menumpah
terlihat jelas
tanpa batas

namun kau tak goyah
tetap memilih warna
walau bukan warnawarni
dan tak seindah pelangi

Cirebon, 14 Mei 2012


RASAKU
sayang, kulukis wajahmu
pada langit-langit kamar
agar saat kuresah
kan kutemukan senyummu
menggantung di sana

sayang, kurasakan selimut
seperti dekapmu
agar saat gigil menyeruak
ada hangat napasmu di sana

sayang, meski sejuk embun
hilang terusir matahari
namun lembut suaramu masih terdengar
menyejukkan kalbuku

sayang, seperti malam setia gantikan siang
kaupun setia menemaniku dalam angan

sayang, aku rindu!
melebihi rindu pepohonan kepada hujan
yang gersang karena kemarau panjang

sayang, ini rasaku
semoga kaupun begitu

Cirebon,  10  Juni  2012

TANYA

gigil malam ini menyeruak
bawa beribu imaji terserak
dalam angan berderak
tak ingin beranjak
walau dada sesak

aku tak terusik
tetap kuracik
bumbu rahasia
untuk menu makan malam kita
di dapur olah rasa

kusajikan potongan jantung, hati
dan telingaku
berlumur perasan airmata
bertabur serbuk nestapa
kumasak dengan minyak kelapa
di wajan berbunga setia
menyebarkan harum
ke ruang-ruang hatimu

di meja makan
menyusup sedikit tanyaku
adakah kau peka
jantung, hati dan telinga siapa
yang kau santap begitu lahap?

tanyaku tak terjawab
hingga waktu menguap
dan aku masih menginap
di rumahmu yang lembab
dengan mata sembab

Cirebon, 08 Juni 2012




Tidak ada komentar:

Posting Komentar