Rabu, 27 Juli 2016

MENGHITUNG HARI

Tinggal menghitung hari, maka impian 17 Tahun itu akan terwujud. Alhamdulillah, masih tetap sehat melalui semua itu. Hingga tiba di penghujung studiku. Sabtu ini, 30 Juli 2016 akan ada momen bersejarah dalam hidupku. Semoga semuanya lancar. Begitu banyak ujian yang harus kutempuh. Bahkan suatu waktu aku memaksakan diriku ikut ujian meski tanganku tidak bisa menjepit bollpoint dan kakiku begitu sulit bergerak. Ya, saat mengingat itu semua terasa haru. Benar adanya tidak akan ada cobaan yang tidak mampu dipikul. 

Aku bangga mampu menyelesaikan skripsi tepat waktu. Aku bangga menjadi ibu yang bekerja dan kuliah. Semuanya baik-baik saja walau ada banyak pil-pil yang harus aku telan tiap hari. Yang penting aku sehat, tak apa.

Hingga saatnya nanti, jaga aku Tuhan agar tetap sehat. Setidaknya sampai anak-anakku mempunyai keluarga. Aku tahu itu masih lama.

Cirebon, 27 Juli 2016

Minggu, 10 Juli 2016

UNTUK MEREKA YANG KUKASIHI

Ini malam yang begitu sunyi. Segala kenang terlintas begitu saja. Orangtua, Kakak, Adik yang semuanya tak dapat dipeluk. Ah, hanya doa dari jauh yang mampu menghubungkan kita. Bapak dan Mamak, semoga bahagia di sana. Lalu, Kakak perempuanku satu-satunya. Betapa ingin kutatap lagi wajah ayumu. Sosokmu yang selalu dikagumi banyak pria dulu. Lalu, adik laki-lakiku yang lamat-lamat kudengar senandung kepedihan. Ah, masih saja terngiang, entah kapan senandung itu akan terganti, tapi Kakakmu ini selalu mendoakan agar kalian menemukan muara perjalanan dan tujuan hidup ini. Adik perempuanku satu-satunya, yang tinggal di kota yang sama denganku kini, entah sudah berapa banyak nasihat dan bantuan yang kuberikan untukmu. Namun, seberapa keras aku berusaha mengubah jalan hidupmu, tapi semuanya kembali kepadamu. Bila kini kau temukan duri melukai kaki-kakimu anggaplah itu sebagai ujian untukmu menjadi lebih dewasa.

Aku hanya menyimpan kisah kita yang telah kutulis di lembar-lembar kertas buram. Lama tak kubaca, sebab bila kubuka kembali maka air mataku akan menetes, mengalir, membasahi wajahku. Kita telah sama-sama dewasa, telah memiliki jalan kehidupan masing-masing. Tidak lagi berada pada rumah yang sama. Pada situasi yang sama. Juga pada keadaan yang sama. Namun, masih aku simpan segala kenang tentang kita. Tak mampu aku membuangnya. Kalian yang terpisah jarak jutaan depa, tapi begitu lekat di hatiku.

Maka doakanlah aku bisa memeluk kalian lagi entah kapan itu. Aku berharap kita bertemu lagi dengan perasaan bahagia. Tidak ada lagi air mata kesedihan tapi air mata keharuan. Semoga.

Cirebon, 11 Juli 2016. Untuk mereka yang kukasihi.


Rabu, 17 Februari 2016

34 TAHUN ADAMU

Ini tahun ke-34 kau ada. Tertawa dan menangis. Sepanjang waktu itu begitu banyak hal yang sudah terjadi. Ingatanmu masih jelas merekam. Berapa kali kau terjatuh, tapi kau tetap mampu bangkit. Tahun ini adalah tahun di mana impianmu 17 tahun lalu akan segera terwujud walau akan dibutuhkan usaha yang sangat keras untuk meraihnya. Usap air matamu, usah menangis. Akan selalu ada bahagia dari kesedihan yang panjang. Tak ada yang sia-sia. Pasti kau sudah belajar banyak, bukan? 

Bila iya, terus perbaiki dirimu. Tidak ada yang bisa mengerti dan memahamimu selain dirimu sendiri. Abaikan apa pun yang mengusikmu, tetap fokus pada tujuan hidupmu. Tetap fokus pada apa yang ingin kau raih. Tuhan akan membantumu, yakinlah.


Dini hari di ruang tamu bisu. 18 Februari 2016